Linknews

Red Sea Trade: Risiko, Kesepakatan, dan Harapan Pemulihan

6580325339f61b597ac404a8 Bab Al Mandab Strat Photo

Risiko perdagangan di Laut Merah tetap tinggi meskipun telah tercapai kesepakatan gencatan senjata di Gaza. Selama dua tahun terakhir, konflik di wilayah ini telah mengganggu jalur pelayaran global dan memaksa perusahaan pelayaran mengubah rute mereka, menambah biaya operasional secara signifikan.

Premi asuransi untuk kapal yang melintasi Laut Merah, terutama yang terkait dengan Israel atau AS, mencapai 0,6% hingga 2% dari nilai kapal, menurut Reuters. Dampak ekonomi dari gangguan di jalur pelayaran utama seperti Laut Merah dan Terusan Panama diperkirakan mencapai $1,25 triliun.

Langkah Houthi Mengurangi Serangan

Setelah kesepakatan gencatan senjata di Gaza mulai berlaku pada 19 Januari, Houthi di Yaman mengumumkan akan menghentikan operasi militer terhadap sebagian besar kapal di Laut Merah. Namun, kapal yang sepenuhnya dimiliki oleh entitas Israel atau berlayar di bawah bendera Israel masih dilarang melintas.

Serangan Houthi, yang telah menargetkan lebih dari 100 kapal sejak November 2023, telah menyebabkan perusahaan pelayaran mengalihkan rute mereka melalui Tanjung Harapan yang lebih jauh dan mahal. Langkah penghentian serangan ini memberikan harapan bagi pemulihan perdagangan melalui Selat Bab al-Mandab, yang menjadi jalur penting untuk ekspor dari Teluk dan Asia menuju pasar Barat.

Vessels Re Routing Sources Reuters
Sumber Gambar: Reuters

Pemulihan Bertahap dan Tantangan ke Depan

Meskipun ada janji penghentian serangan, para pelaku industri pelayaran tetap berhati-hati. Para eksekutif maritim menyatakan bahwa operasi di Laut Merah hanya akan dilanjutkan setelah keamanan dipastikan. Kapal LNG dan tanker besar lainnya memerlukan waktu lebih lama untuk kembali beroperasi karena risiko tinggi terhadap kargo yang mudah terbakar.

Premi risiko perang tambahan diharapkan menurun secara bertahap jika tidak ada insiden selama beberapa minggu ke depan. Namun, wilayah ini tetap dikategorikan sebagai area risiko tinggi oleh Joint War Committee of Lloyd’s.

Pemulihan perdagangan di Laut Merah memberikan peluang bagi efisiensi rute pelayaran global, tetapi ketidakpastian politik dan geografis tetap menjadi tantangan utama. Perusahaan pelayaran global seperti Wallenius Wilhelmsen dan NYK Line menyatakan bahwa keputusan untuk melanjutkan pelayaran melalui Laut Merah hanya akan diambil setelah memastikan kondisi keamanan.

Sumber Gambar: Portcast.io
Referensi: Platts, Reuters, Port Technology

Share This Information

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *